Ketika Tak Ada Pundak Tuk Bersandar Masih Ada Sajadah Untuk Bersujud

Cerita nyata ini dimulai ketika NASA menginformasikan mencari warga untuk ikut dalam penerbangan pesawat luar angkasa Challanger. Seseorang guru mendaftar. Dari 43. 000 pendaftar, ia lolos jadi 10. 000 kandidat, dan jadi 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ia berdoa “Biarlah diriku yang dipilih karenanya yaitu anugerah yang paling besar dalam hidupku. " Tetapi, NASA memilih orang lain.
Selasa, 28 Januari 1986, ia berkumpul bersama kandidat lain untuk lihat peluncuran pesawat luar angkasa Challanger. Ia masih berdoa, “Aku bersedia lakukan apa saja agar ada didalam pesawat itu. Mengapa bukan saya? ” 73 detik lalu, Allah menjawab semua pertanyaannya dan menghapus semuanya keraguannya. Pesawat luar angkasa Challanger meledak dan menewaskan semua penumpang.

Kawan, sering kita berasumsi kalau suatu hal yang baik itu yang mengenakkan, menguntungkan, mempermudah. Sementara suatu hal yang buruk yaitu suatu hal yg tidak mengenakkan, merugikan, dan menyusahkan. Namun Allah melihat suatu hal yang baik itu yaitu suatu hal yang membawa kebaikan hakiki. Mungkin terlihat tidak mengenakkan, terlihat merugikan, dan terlihat menyusahkan. Itu alasan mengapa kadang-kadang yang baik kita sangka buruk dan yang buruk kita kira baik. 
Photo : copyright themuslimvibe. com 
Kita manusia cuma dapat melihat dengan apa yang kita lihat, namun Allah Maha Melihat, melihat jauh dari apa yang kita lihat. Hal itu memanglah manusiawi, tetapi seseorang muslim tak semestinya
berprasangka buruk kalau Allah memberi suatu hal yg tidak baik untuk hamba-Nya yang taat. Adakalanya yang terindah bukanlah yang terbaik. 

Kita harus meyakini kalau semua yang Allah berikan yaitu yang terbaik untuk kita. Apa pun yang menerpa diri kita, apakah enak atau tidak, menguntungkan atau merugikan, mudah atau susah, maka itulah yang terbaik untuk kita menurut-Nya. Memanglah tak mudah berasumsi semua suatu hal yang terjadi itu terbaik untuk kita, namun seperti yang termaktub dalam surat Asy-Syura ayat 19, bukankah Allah Maha Lembut pada hamba-hamba-Nya? " Bisa jadi kamu tak suka pada suatu hal padahal itu baik bagimu, bisa jadi kamu suka pada suatu hal, walau sebenarnya itu tidak baik untukmu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. " 
Siapa mengenal Allah, dia akan lihat semua suatu hal indah nampaknya. Bila keinginannya dikabulkan, ia senang. Bila tak dikabulkan, ia lebih senang lagi, karenanya keinginan serta pilihan Allah. Mungkin saja satu ketika Allah tak kabulkan doa kita, namun percayalah Allah sedang berencana suatu hal yang lebih baik dari yang kita minta. Sampai, suatu hari nanti, kita bakal bersukur karena doa kita tak dikabulkan. 

Nikmat yang menghindari kita dari Allah yaitu musibah, sedang musibah yang mendekatkan kita pada Allah yaitu nikmat. Cobaan yang tampak buruk di mata kita mungkin menyingkirkan rasa sombong dari hati kita dan mendekatkan kita dengan Allah. 

Kondisi takluk, pasrah dan tidak berdaya yaitu tandanya baik, karena Allah suka kita tergantung kepadaNya. Ketika itu kita akan mengerti, bila tidak miliki pundak untuk bersandar, kita masih punya sajadah untuk bersujud. Yakinlah, bila kita mengerjakan apa yang kita bisa, maka Allah akan mengerjakan apa yg tidak bisa kita lakukan. Oleh karenanya, jangan sampai lupakan tawakal serta doa. Karena usaha tanpa doa yaitu satu diantara cabang kesombongan dan penyebab kehancuran. 



La haula wa la Quwwata illaa billah 
Tak ada kekuatan selain dari Allah, 

Duhai Allah, Wahai Yang memiliki Semua Kejadian, 
terkadang Engkau tolak doaku, 
karena Kau ingin hadiahkan lebih dari yang kupanjatkan. 
*Artikel ini ditulis oleh dr. Gamal Albinsaid, CEO Indonesia Medika & Motivator Internasional.

0 komentar:

Posting Komentar